Senin, 06 September 2010

FF oneshot : as a man [Eli UKiss and Grace Eliana]

maaf ya disini Eli enggak terlihat sebagai bad boy. malah menjadi orang yang terlihat sangat murah senyum dengan killer smilenya itu. maaf banget ya buat Grace kamu disini cwe banget dan feminin banget dan buatnye molor waktunya -.- mian *deep bow*

FF ini penjabaran dari MVnya Gummy yang as a man. aku suka banget sama MV itu. ceritanya gak 100 % sama karena aku buat menurut versiku dan dengan beberapa perubahan. aku ngebuatnya sendiri loh (bangga) ^^v

maaf kalo misalnya FF ini jelek dan gak jelas atau terlalu baku. aku bikin pas lagi puyeng gara" gabisa tidur -.- sekali lagi mianhaeyo *deep bow* RCL yaaa. kamsahamnida

ENJOY IT :)


Main cast :
- Choi Eun Hye
- Kim Kyong Jae a.k.a ELI

Cameo :
- Park Hyungshik
- Kevin Woo
- Shin DongHo
- Sandara Park

~ Eun Hye PoV ~

Aku berinisiatif untuk membeli sebuah apartemen. Aku baru saja tiba di seoul. Aku bekerja di sebuah stasiun TV terkenal di Korea Selatan. Namaku Choi Eun Hye. Aku baru saja lulus kuliahku dan akan bekerja. Ini impianku dari dulu untuk bekerja di stasiun TV. Untuk sementara ini aku tinggal bersama kakakku. Kurang nyaman banget tinggal sama dia

Aku menelfon agen apartemenku. “annyeonghaseyo ~” sapa ku ramah. “annyeong. EunHye ah ~ nanti kita bertemu di café saja ya. Aku masih ada urusan lain. Lagian kamu hanya akan mengambil kunci apartemen saja kan ?” ujarnya buru buru. “oh baiklah. Nanti aku ke café kemaren” aku segera mematikan telponku dan mengeluarkan mobilku dari central parking.

Aku memesan 1 iced capuchinno dan blueberry cheesecake. “annyeong Eun Hye. Sudah lama menunggu ?” sapanya ramah. “anio oppa. Apa kamu mau memesan sesuatu ?” aku menyuapkan blueberry cheesecake yang baru saja datang. “hmm aku buru buru nih. Ini kunci apartemenmu. kamar nomor 910 ya. Dilantai 9. beri aku satu suapan blueberry cheesecake itu dong. Sepertinya enak” HyungShik memberikan kunci apartemennya itu kepadaku. “gomawo. Ini. Aaa ~” aku menyuapi dia blueberry cheesecake ku. Mukaku memerah.

~ HyungShik PoV ~

Aku melihat mukanya memerah lucu sekali. “ah tidak ada waktu untuk bengong” pikirku dalam hati. Aku langsung menuju ke café dimana aku dan Eli janjian untuk memberikan kunci. Aku memacu mobilku. “kamu bisa pindah besok jam 12” aku mengirimkan sms itu kepada EunHye dan Eli.

“Hyungshik. Lama banget sih.” Eli ngomel karena aku telat 10 menit. “mianhae. Ini kuncimu. Sms dari aku tadi sampe kan ?” aku memastikan. “iya masuk. Kapan berangkat ?” dia basa basi. “habis dari sini aku langsung ke airport. Ini kunci mobilmu. Gomapta” kataku sambil menyerahkan kedua kunci tersebut. “cheonmaneyo. Aku pulang ya” elipun berpamitan. Aku segera menyetop taksi untuk ke bandara. Dan segera pergi. Bye seoul. Aku tidak akan kembali.

-   Keesokan Harinya –

~ Eun Hye PoV ~

Tepat pukul 12 siang, aku sudah sampe didepan apartemenku. Aku segera menurunkan barang barangku dari dalam mobil. aku terpana melihat mobil lamborghini embolado silver terparkir. “uwah keren sekali” tanpa aku sadari, aku mendekat ke mobil itu. Aku mengkagumi mobil itu. “mungkin di Korea hanya ada 1 orang yang punya mobil ini” aku memutar mengitari mobil itu. Aku menyadari ada orang didalam mobil itu dan tersenyum sangat manis. Jatungku berhenti berdetak untuk sesaat. Dia ganteng sekali.

Aku menggeret koperku dan naik lift. Ternyata dia juga ingin masuk. Dia tersenyum sekali lagi kepadaku. Ugh jantungku rasanya loncat loncat saking senangnya. Aku akan memencet tombol angka 9. argh dia juga memencet tombol yang sama. “ouch” aku keluar lift berbarengan dengan dia. Sekali lagi, dia hanya tersenyum. Aku dengan perasaan yang bagus segera menuju ke apartemenku. Aku mengurutkan kamar. Dia masih berjalan di belakangku. “apa mungkin dia tetanggaku ?” aku berfikir dan kemudian tersenyum.

Aku merogoh kantongku untuk mengambil kunci dan akan membuka kamarku. Dan dia juga melakukan hal yang sama. “hey ini apartemen ku” serunya. “mwo ? aku membeli apartemen ku. Dan ini milikku” aku balik membentaknya. Akupun segera menelpon hyungshik. “percuma kalo kamu menelpon dia. Dia sudah ada di LA sekarang” dia lalu menyerobot masuk. Aku pun juga.

Aku bolak balik memindahkan barang kesebelah kanan. Aku dan dia sudah membuat ketetapan mengenai kamar yang kita tempati berdua. Saking sebelnya aku, aku membanting pintu saat akan keluar membeli kopi dan tepat mengenai mukanya. Dia terkapar pingsan. “mianhae ~” aku mengibas ngibaskan kedua tanganku ke mukanya dia. ‘akhirnya dia sadar juga’ pikirku lega. Dia hanya menyungging senyum manis dan aku membalas senyumnya itu.

~ Eli PoV ~

Aku akan pergi keluar mengecek mobilku. Tiba tiba ‘brak’ semua penglihatanku kabur. Aku jatuh tak sadarkan diri. Tiba tiba aku bangun dan kepalaku terasa berat. Aku melihat cewek itu melambai lambaikan tangannya. Dia terlihat khawatir. “gwenchana ?” tanyanya khawatir. “ne ~” aku mengangguk pelan dan tersenyum. “mianhae” dia menatapku dengan tatapan puppy eyes. “gwencashimnika. Oia, namamu siapa ? kayaknya kita belom kenalan deh. Aku Kim Kyong Jae. Tapi aku lebih suka dipanggil Eli” aku menyodorkan tangan untuk bersalaman. “aku Choi Eun Hye” mukanya merona merah. “salam kenal. Mari kita keluar membeli kopi.”

Saat malam hari kita baru pulang dari kedai kopi.  Apartemen aku, uhm maksudku kami sudah rapih tertata. “bagian mu itu sebelah kanan dan aku sebelah kiri.” Dia menerangkan kepadaku. “apa ini ?” aku menginjak selotip merah panjang. “itu adalah pembatas bagianmu dan bagianku.” Dia menerangkan lagi. Aku hanya mengangguk pelan. “selamat malam” aku mematikan lampu dan bersiap tidur.

~ Author PoV ~

Sudah seminggu terlewati dan semua masih berjalan lancar. Pagi ini, Eli minta dibangunkan karena dia akan rekaman di studio. Eunhye memasakkan sarapan dan menyediakan susu untuk Eli. ‘semua sudah siap dan sepurna’ pikir Eunhye dalam hati. Eunhye lalu membangunkan Eli perlahan. “Eli, bangun. Katanya mau dibangunin jam 7 ?” eunhye menggoncang tubuh eli perlahan. “ne aku bangun” elipun bangun dan ngulet. Merekapun sarapan bersama.

‘deerrtt’ hape Eunhye bergetar saat dia lagi menulis skrip untuk acaranya besok. ‘bukakan aku pintu. Aku lupa membawa kunci’ satu sms dari Eli masuk ke hpnya dan ia segera membukakan pintu untuk Eli. “gomawo” ujar Eli sambil nyengir. “kenapa bisa lupa bawa kunci sih ?” Eunhye ngomel. “entahlah. Bangun terlalu pagi salah satunya” ujar Eli seraya merebahkan dirinya kekasur. “selamat malam” ujar Eli menyudahi dan tertidur pulas.

Pukul 12 malam Eunhye masih berkutat dengan laptopnya. Tiba tiba lampu di kamar menyala. Eunhye pun melongok kesebelah. Ternyata Eli yang sedang ngido sambil menutup matanya. Eunhye pun terkekeh kecil melihat kelakuan Eli dan menlanjutkan menulis skrip yang dia buat.

~ Eunhye PoV ~

Hari sabtu ini dia ada di apartemen. Aku melihat dia serius membuat mainan gundam. Saat dia merakit mainan itu, pasti semua terabaikan. Termasuk aku. “hey kamu kok nyuekin aku sih ?” aku memasang mukaku segalak yang aku bisa. Dia tetap gak ngerespon aku. Akupun menghamburkan kerangka gundamnya itu yang belum terpotong potong. Dia hanya menggeleng gelengkan kelapa pelan.

aku masih ngambek sama Eli. Udah 1 jam aku dicuekin. Aku terus menyibukan diri dengan laptopku. “mianhaeyo” Eli duduk disebelahku. “gwenchana” aku menjawab sekenannya. “temani aku dong. Aku mau membeli hadiah untuk adikku” aku berfikir sebentar. “baiklah” aku langsung menyetujuinya karena aku merasa bosan didepan laptop terus.

“kamu mau beli apaan buat kado adekmu itu ?” aku bertanya karena sudah lebih dari 1 jam kita berputar putar di lokasi yang sama. “entahlah. Aku gak tau apa mau adekku itu” dia mengangkat bahu. “aku sepertinya tau” aku menarik tangannya ke salah satu estalase. “kasih saja dia iPad” aku menunjuk nunjuk iPad. Aku khawatir apa dia akan setuju sama ideku. Ternyata dia setuju. Dia membayar iPad untuk adiknya itu. “kajja ~” aku menggandeng tangannya. Kami melewati toko perhiasan. “sini deh. Yeppo ~” aku melihat sepasang cincin itu. Eli hanya melengos sambil tersenyum.

“karena ini masih siang dan cuacanya cerah, gimana kalo jalan jalan dulu aja ?” Eli menawariku berjalan jalan. “hmm baiklah” dia memelukku mesra. Kita jalan jalan sepanjang taman dekat sungai. Lalu kai duduk di café sambil menikmati ice cream dan cheese cake. “suapin aku ice cream” dia mengeluarkan jurus puppy eyesnya atau boleh kita bilang pigeon eyes. “anio ~ bagi dulu cheese cakenya” aku menyingkirkan ice cream ku. “aaa ~” aku menerima 1 suapan cheese cake dari eli. “mana punyaku ?” aku menyuapinya ice cream. “enak” ujarnya sambil mengacungkan kedua jempolnya itu.

Hari semakin malam. Kami memutuskan untuk pulang. Tapi tidak langsung ke apartemen. Kami bermain dulu di taman apartemen kami. Ada beberapa anak yang main disitu. Aku bermain balon dan duduk di ayunan. Sedangkan Eli mendorong ayunanku dari belakang. Kamu bersenda gurau hingga larut malam. “chagi ~ ayo dah kita naik aja” aku menarik tangan Eli pelan. “kedinginan ya ? sini mendekatlah” Eli merapatkan tubuhnya dan memelukku. “gimana bisa jalan kalo kayak gini” aku ngomel tanpa melepaskan pelukannya. “biaklah ayo kita naik ke atas” eli melepaskan pelukannya.

~ author PoV ~

Semua berlalu 3 bulan dan Eli pun merasa kalo Eunhye terlalu kekanak kanakan untuknya. Eli pun tau kalau dia sangat mencintai Eun Hye. Tapi perasaannya itu yang membuat dia agak sedikit berubah. Eli dan Eunhye sedang baca koran di ruang makan. Eli meminum Teh dingin dan Eun hye meminum susu kedelai kesukaan Eli. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. “kamu mau ?” Eunhye menawarkan susu kedelainya. “gomawo. Aku lagi minum teh dingin” ujar Eli dan melengos pergi.

“hari ini kamu pulang jam berapa ?” tanya Eunhye di telpon. “entahlah. Tunggu saja ya. Maaf aku sedang sibuk” ujar Eli. Sebelum Eunhye sempat ngomong, telpon sudah dimatikan. Eunhye merasa agak tercampakkan. Tapi yasudahlah Eunhye mulai memasak untuk makan malamnya dia dan Eli.

Tidak lama kemudian hidangannya pun siap. Eunhye terus menunggu Eli. 10 menit, 20 menit. Eunhye melihat jam dihapenya. Ingin menelpon Eli tapi dia tau Eli sibuk. 1 jam berlalu dan hidangannya sekarang mulai dingin. Eunhye tetap menunggu pulangnya Eli. Dari bawah, eli memperhatikan kamar apartemennya dan melirik jam. 1 jam 10 menit Eunhye sudah ngantuk dan meninggalkan makanan tersebut gitu aja. Eli yang melihat lampu kamarnya sudah matipun segera pergi. Terbesit rasa bersalah di hatinya.

~ Eli PoV ~

‘mianhae aku membuatmu jadi seperti ini’ aku melamun di taman dekat sungai yang dulu dia sering datangi bersama Eunhye. ‘aku hanya butuh waktu sendiri’ aku langsung pergi dari taman itu dan langsung menuju ke rumah Kevin.  Aku mengetok pintu rumah Kevin dan tak lama kemudian kevin keluar. “hyung waeyo ?” aku langsung menuju ke kamarnya dan tidur. “kenapa hyung aneh ya hari ini” gumam Kevin pelan.

“hyung bangun udah siang. Ayo kita latihan buat hari senen” Kevin membangunkan Eli yang masih tertidur pulas. “ah ne” aku ngucek ngucek mata dan segera mandi dan sarapan. Aku melihat hapeku dan ada pesan dari Eunhye ‘apa kamu semalam tidak pulang ?’ aku mengabaikannya. “hyung waeyo ?” aku menggelengkan kepalaku. “kajja” aku menyetir mobilku dan kevin.

Aku mulai serius latihan bandku. Aku sedang berlatih kemampuan rap ku. Tiba tiba kevin berteriak “HYUNG !! AWAAAAS” gak sempet aku menoleh, stik drum menghantam kepalaku. Semua menjadi buram dan aku tak sadarkan diri. “ottokhe ?” Kevin panik.

~ author PoV ~

Eli pingsan setelah terkena lemparan stik drum DongHo. DongHo dan Kevin pun panik melihat Eli yang pingsan itu. DongHo mengibas ngibaskan tangannya diatas muka Eli. Dan setelah beberapa menit kemudian Eli sadar.

~ EunHye PoV ~

‘aku harus pindah dari sini’ pikirku. Aku menelpon dara unnie. “yeoboseo” ujar suara disebrang sana. “unnie, ini Eunhye. Aku akan tinggal dirumahmu untuk sementara ya” ujarku. “ne. it must be great. Perlu aku jemput ?” dara unnie menawarkan bantuan. “anio. Tidak perlu repot repot unnie. Sampai jumpa nanti malam” klik, aku menutup telponnya.

Aku ngepack barang barangku kedalam kardus. Aku sudah terlebih dahulu memasukan baju bajuku ke dalam koper. Saat beres beres buku, tak sengaja aku melihat mainan gundam yang dia bikin waktu itu. Air mataku menetes. “karena kamu seorang pria, kamu tidak bisa memahamiku. Aku mengerti mungkin kamu ingin bebas. Tapi tolong jangan berubah sedikitpun. Dan aku, aku akan selalu mencintaimu karena kamu adalah lelakiku. Dan cintaku gak akan berubah” aku memandang mainan itu dan membuangnya kelantai. Aku kembali merapihkan buku buku yang tersisa di lemari. “aku masih ingin disini untuk sementara” pikirku.

~ Eli PoV ~

Aku kembali sadar. Tapi semua burem dan kepalaku terasa berat. Aku melihat senyuman Eunhye saat dia menabrakku dengan pintu. Aku tersenyum kecil. Aku melihat DongHo dan Kevin yang bingung. “DongHo, Kevin aku ijin ya” aku segera berlari menuju parkiran dan ngebut.

Aku berlari di koridor. Aku membuka pintu. Dan melihat Eunhye yang akan pergi dengan menenteng koper. Aku berlari kearahnya yang sedang bengong itu. Aku memeluknya erat dan berbisik “mianhaeyo” aku mengusap airmatanya “saranghaeyo” aku mencium keningnya lembut. “karena kamu adalah pria, kamu tidak bisa memahamiku” Eunhye terisak. “jangan pergi. Aku sangat mencintaimu. Maafkan aku yang mencampakkan mu” aku melepaskan pelukanku dan memberi cincin yang waktu itu dia inginkan. “karena aku tidak bisa memahamimu. Karena kamu berbeda denganku. Karena kamu mencintaiku” aku menguraikan berbagai kata. “cobalah untuk memahamiku” Eunhye pun memelukku. “aku janji akan lebih mencoba memahamimu”

- THE END -




by : Lee Min Ra

Jumat, 03 September 2010

what makes a man [Part 5]

Prolog : “ah cinta. Apa itu cinta ? kenapa cinta terlalu menyakitkan ? apa yang mereka pikirkan sampai mereka menyakitiku ? tapi aku tidak akan berubah. Aku tetap mencintai dia ~”

~ kwanghee PoV ~

Aku terus berjalan tanpa arah dan tujuan. Berharap aku akan segera lelah dan cepat tidur. Tapi ternyata aku tidak bisa. Aku terus berkeliaran dimalam yang dingin. Aku merapatkan jaket ku. Pikiranku ngelantur kemana mana. Untuk berfikir jernih aja aku gak bisa, apalagi untuk meneruskan belajar ? “aku lelah” fikirku. Akupun berjalan menuju kedai kopi yang ada tak jauh dari tempatku. Aku memesan 1 frappucino dan duduk di ujung kedai. “Mazeltov himnaebwa. mazeltov, Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday. friday, Saturday, Sunday. Friday, Saturday, Sunday” hapeku bergetar. “ah siwan” aku bergumam pelan. “yoboseo ? waeyo siwan ?” aku memasang suara sedatar datarnya. “YA! Gausah munafik gitu. Aku tau lo lagi frustasi kan sekarang ?” tanya siwan simpati. “ne. waeyo ? tau darimana ?” aku kaget. Kenapa dia bisa tau aku frustasi. “gak ada yang harus lo umpetin dari gue. Kamu dimana sekarang ? aku akan segera kesana.” Aku merasa beruntung karena mempunyai temen kayak dia. “aku ada di warung kopi disebelah pizza hut.” Aku memberi tau itu semua.

Aku menunggu siwan datang dan 10 kemudian dia muncul. “ceritakan apa yang terjadi. Secara lengkap kwanghee” siwan mendesakku. Aku menceritakannya panjang lebar dan aku melihat dia memancarkan aura emosi. “siwan, aku rasa aku akan meminta break dari dia. Untuk menenangkan pikiranku” aku menatap siwan lekat. “apa kamu begitu mencintainya hyung ?” mata siwan berubah menjadi serius. “ya tentu saja. Semua persiapan pernikahan telah aku laksanakan. Semua persetujuan telah aku dapatkan pula. Aku telah menunggu lama untuk acara pernikahan ini” aku menggerutu. Bagaimana mungkin aku tidak mencintai dia ? aku pun minggalkan siwan yang masih tak mengerti dan membayar bill.

~ Min Ra PoV ~

aku terus membolak balikan badanku dikasur. Aku masih belom bisa tidur. Entah kenapa aku terus memikirkan siapa orang itu. Apa itu kwanghee ? pikiranku terus berfikir. Tiba tiba handphone ku berdering “wae nal dugo neo byeonhaneun geoya. Tteonaneungeoni. wae nat tteugeowo jjillineun geoya. Mwolboneungeoni. gwaenhan mallo neo mworaneun geoya. Tteoboneungeoni. wae neon goerowo pihaneungeoya. Ibyeoringeoni.” Dengan malas aku mengangkat telpon itu. “yoboseyo ?” aku menyetel suaraku sedatar mungkin. “Min Ra ah ~ bisa kita bicara besok ?” nada suaranya agak kecewa. “ne. dimana ? jam berapa ?” aku nyerocos agar cepat selesai pembicaraan ini. “aku akan jemput kamu sepulang sekolah” aku berfikir sebentar. “baiklah. Annyeong” akupun menutup telpon itu dan aku sudah merasakan kantuk yang sudah mulai menyerang. Akupun tertidur.

- keesokan harinya –

~ Kwanghee PoV ~

Aku menunggu Min Ra tepat di gerbang sekolahnya. Aku melihat taec menatapku tajam. Aku tidak peduli dan menatapnya balik. Aku melihat Min Ra sudah mulai mendekat. “Min Ra ~ disini” aku melambaikan tanganku agar dia bisa melihatku. Dia hanya tersenyum dan sedikit berlari ke arahku. “waeyo ?” dia menatapku. Ah mata itu. Dia harus hanya melihatku seorang !! aku menatap matanya. “mari kita bicara” aku lalu membukakan pintu mobilku. “oppa gak kuliah hari ini ?” “anio. Aku libur sekarang” aku memacu mobilku dan berhenti di taman dekat kampusku. Aku menyanyi dan menari lagu My Girlnya Brian Joo. “oppa keren sekali” dia mengacungkan kedua jempolnya. Aku duduk disampingnya dan menatap matanya. “kenapa kemaren kamu berciuman dan berpelukan sama taec ? padahal, kamu hanya boleh mencintai aku seorang ? mengapa kamu lakukan itu semua padaku ? aku benar benar sakit hati. Tapi aku, aku terlalu mencintaimu dan tak akan pernah berubah. Walaupun kamu mencoba untuk membuatku mebenci kamu, gak akan pernah bisa aku membenci kamu. Walaupun kamu menghancurkan hatiku, semakin aku mencintai kamu. Jangan pernah kamu berpaling dariku. Beritahu aku, bagaimana caranya agar aku bisa menjadi pria yang pantas untukmu” aku menatap matanya. Dia mulai menangis. “jangan menangis” aku memeluknya.

~ Min Ra PoV ~

Aku tak bisa berkata apa apa. Meneteskan air mata yang semakin membanjiri wajahku. Aku merasa bersalah. “mianhaeyo ~ jeongmal” dalam pelukannya aku hanya bisa berkata maaf. Aku tak berani menatap matanya. “gwenchana. Kamu tau, aku hanya mencintai kamu seorang. Jangan pernah ya melakukan hal bodoh seperti ini lagi.” Aku mengangguk. Aku mencintai taec tapi aku lebih mencintai kwanghee. Aku memutuskan untuk menyudahi semua ini dengan taec. “oppa, tetaplah seperti ini. Oppa sudah melebihi dari apa yang aku harapkan” aku tersenyum masih tetap dipelukannya. “jangan menangis lagi ya” kwanghee mengangkat wajahku dan mencium keningku. “ne oppa” aku pun tersenyum. “apakah kamu bersedia menjadi istriku ?” kwanghee mulai serius. “tentu saja” aku tersenyum.

- BEBERAPA BULAN KEMUDIAN ( 08 – 09 - 10 ) –

~ Kwanghee PoV ~

Hari yang selama ini aku tunggu pun datang. Jujur, aku sangat gugup. Telah aku lalui semua persiapan. Ah aku benar benar gugup. “hyung !! mukamu pucat sekali” dongjoon adikku nyamber masuk kamarku. “ya ~ gimana bisa aku tidak gugup. Ini sekali seumur hidup pabo !!” aku menjitak pala dongjoon. “yakin kagak lo hyung ?” ujar dongjoon sok perhatian. “yakin lah pe’a ~ sana kamu keluar” aku mengusir dongjoon. Aku butuh ketenangan.

Dengan yakin aku melangkah ke mibar. Menunggu Min Ra yang sebentar lagi akan masuk di antar oleh ayahnya. Aku melihat semua yang aku undang hadir. Aku merasa bahagia. Tidak beberapa lama, Min Ra masuk. Dia cantik. Aku terkesima akan kecantikannya. “betapa anggunnya calon istriku” gumamku dalam hati. Semuanya berjalan lancar.

~ Min Ra PoV ~

“ah sungguh melelahkan” ujarku sambil merebahkan diri di sofa. “hey jangan bersantai santai dulu. Masih ada resepsi nanti malam” thady dan raeneul onni mengingatkan. “nde ~ aku ingat kok. Lebih baik sekarang aku bersiap siap. Udah jam 3 sore.” Aku bergegas mandi dan kembali berdandan. Aku meakai gaun panjang berwarna putih dengan aksen ungu dan pink soft. Rambutku di cepol keatas.

'tok tok tok’ ada seseorang yang mengetok pintu hotelku. “masuk” aku menyuruh Sooyoung untuk membukakan pintu. “Min Ra ah ~ apa kabar ? wah kamu cantik dengan gaun itu” Hyun Ri onni memelukku. “onni aku baik baik saja. Gimana kabar onni ? datang kesini sama siapa ?” ujarku. “aku kesini sama hyungshik. Dia tunanganku yang waktu itu. Masa kamu gak inget ?” dia memperkenalkan tunangannya. “hyungsihk imnida” hyungshik menyodorkan tangannya. Aku terkesima. Dia, tinggi putih ganteng dan pintar. “Min Ra imnida” aku menjabat tangannya. “dia itu sepupu aku chagi” onni Hyun Ri menjelaskan siapa aku. Aku hanya mengangguk mengiyakan. “ah kita keluar dulu. Nanti kita ngobrol lagi ya diluar” Hyun Ri memelukku sekali lagi. “ne aku siap siap dulu”

~ author PoV ~

Resepsi berjalan dengan meriah. Dengan nuansa ungu pink putih yang dinamis. Diiringi lagu yang merdu. Kwanghee dan Min Ra berjalan beriringan dengan muka bahagia. Semua terlihat sangat kontras. Para hadirin dan mempelai terlihat saling melengkapi. “mereka terlihat serasi” bisik Eunhye kepada Siwan. “yup. Kamu belom aku kenalkan kepada mereka berdua.” Ujar siwan sambil merangkul EunHye.

Kwanghee berjalan menemui siwan. “ya ~ mana janjimu yang mau mengenalkan cewek disampingmu itu” ujar kwanghee sambil melirik ke Eunhye. “ah bawel. Ini juga aku kenalin. Namanya Choi EunHye. Dia pacarku. Sebentar lagi kita akan tunangan. Doakan saja semua lancar. Chagi, ini Kwanghee dan itu istrinya Min Ra” ujar siwan menjelaskan. “EunHye imnida” sambil membungkuk sopan. “Kwanghee imnida” lenjulurkan tangan “Min Ra imnida” ujar Minra. “cantik sekali EunHye” ujar Min Ra memuji Eunhye. “gomawo eonnie” ujar Eunhye tersipu malu. “ah mian, aku harus menemui yang lain. Silahkan menikmati hidangannya” ujar Min Ra dan KwangHee barengan. “nde ~ cukhaeyo”

Setelah jam 9 malam, pestanya pun usai. Kini Kwanghee dan MinRa menjalani babak kehidupan yang baru. Taecyeon ? dia berpacaran dengan Yoona dan mereka sedang bahagia.

~ KwangHee PoV ~

“chagi ~ aku capek sekali. Susah bergerak. Lepaskan jas ku dong. Kan kamu udah ganti baju.” Ujarku manja. Boleh dong manja sama istri sendiri ? “ YA ! gak gitu juga kali.” Min Ra berlalu. “ih kamu jahat” aku memonyongkan bibir ngambek. “baiklah aku lepaskan” Min Ra berlanaj menuju tempat tidur dimana aku terkapar (?) kelelahan. Saat dia mendekat, aku menarik tubuhnya. Dia jatuh diatasku. Mukanya bersemu merah lucu sekali. “YA !! OPPA !! KAMU MAU APA ? jangan macem macem deh !!” dia menggeretakku. “boleh dong ?! kan sudah sah” aku mengedip jail. “omo ~” dia hanya shock. “saranghaeyo ~” aku mendekap tubuhnya yang munggil dan akan menghabiskan sisa hidupku hanya bersamanya



- THE END -

what makes a man [Part 4]

~ kwanghee PoV ~

Aku terus membolak balikan buku yang adad ihadapanku. Berusaha untuk konsentrasi. Tapi aku tidak bisa. Aku terus memikirkan Min ra. "Mazeltov himnaebwa. mazeltov, Monday, Tuesday, Wednesday,Thursday. friday, Saturday, Sunday. Friday, Saturday, Sunday" hapeku bergetar."call in from My jagi" aku melihat hapeku dan segera mengangkat teleponnya."annyeong jagi" sapaku ramah. "oppa. Lagi apa ?" aku mendengar suaranya yang bergetar. "lagi belajar. Tentunya tidak konsen karena sambil memikirkan kamu. Kkkkkkkk. Waeyo ? kenapa suaramu seperti orang yang menangis ?" tanyakupenasaran. "oppa, bisakah kita break untuk sementara ?" seperti ditiban besi 100 ton *lebay* rasanya. "waeyo ? apa aku pernah berbuat salah sama kamu ? apa ada sesuatu ?" tanya ku. Aku tahu jika aku menanyainya seperti ini akan membuat dia tertekan. "aku takut tidak konsen belajar. Aku ingin sendiri dulu. Untuk 1 bulan ini saja. Aku janji oppa habis itu aku akan kembali seperti semula."Tanyanya sambil terisak. "baiklah kalau itu mau kamu. Semangat ya !" tanpa disadari air mataku turun. "apa aku bisa melewati sebulan ini tanpa dia ?"pikirku dalam hati. "oppa, jeongmal kamsahamnida. Gwenchana ?" "ne.gwencashimnika. Ah mianhae Min Ra. Aku harus kembali belajar. Annyeong" aku punmenutup telfonku.

Aku fikir aku bisa belajar. Ternyata tidak sama sekali.Aku memutuskan untuk menelpon junyoung. "tuuuut ~ tuuut ~ yeoboseo" sapajunyoung. "hyung, bisa kita minum hari ini ?" aku sedikit berharap dia akan menemaniku."ah mianhae. Rae Neul lagi ngambek gabisa ditinggal. Ah tunggu sebentar. YA JAGI ~ waeyo ? ini kwanghee yang telepon. Bentaran napah." Kelihatannya diasama sekali gak bisa aku ganggu. "oh arraseo hyung. Mungkin aku akan nelpon si siwan aje" aku sangat depresi. Padahal aku mau curhat sama junyoung. Tapi yasudahlah. Aku menelpon siwan. "tuuut ~ tuuuuutt ~ yoboseo ini siwan. Telponsaya sedang tidak aktif. Silahkan meninggalkan pesan" DAMN ! si siwan ditelponmati hapenya. Aku kembali menelpon. Kali ini Kevin hyung. "KEVIN HYUNG ! lagi dimana ?" tanya ku seperti kesamber petir. "di tempat karokean. Waeyo ?" " ah anio. Aku kesana ya. Tapi kamu sama siape ?" aku agak khawatir dia sama taecyeon. "ah aku sama Thady kok. Hehehe" aku lega. Aku pun sangsung mengiyakan. "oh oke aku menuju kesana sekarang."

~ Min Ra PoV ~

Ah aku tidak percaya baru saja bilang itu semua. Ya aku menangis sesungkukan. Aku kembali melanjutkan belajar. Ah aku gak bisa !aku masih memikirkan perasaannya kwanghee. Apa dia marah sama aku ? tapi ini pilihan aku. Aku harus konsisten. "ah lebih baik kalo aku jalan jalan dulumencari angin" pikirku. Ah itu ide yang bagus. Akupun bersiap untuk pergikeluar.

Ditengah jalan aku bertemu dengan taecyeon. "hey jagi. Ketemu juga kita disini. Kita memang jodoh" taecyeon pun memelukku. "haha kamu terlalu lebay deh taecyeon" aku terkekeh kecil. "perlu aku temani kamu ? gak baik cwek berjalan sendirian. Malem malem pula. Aku gabisa melepasmu jalanjalan sendiri malem malem gini." Dia menahan tanganku. "ah apa tidak apa apa ?" aku menatap matanya. "tentu dong. Aku gak mau kamu terluka." Dia tersenyum. "baiklah. Mau kemana kita ?" "aku juga tidak tahu." Aku jalan beriringan dengan taecyeon. Kami bercanda dan tertawa dan bermain di taman kota.

"ah terimakasih ya malem ini mau temenin aku." Ujarku sambil bermain ayunan. "apa sih yang tidak buat kamu." Dia tersenyum sambil memamerkan gigi kelincinya itu. Dia melihat tajam kearah mataku. "ah aku benci tatapan itu" kataku seraya memukul dadanya. Dia terus menatapku. "wa wa waeyo ? ada yang salah dengan ku ?" tanyaku gugup. Dia mendekat dan memegang pundakku "MinRa ah. Saranghamnida" ujarnya lurus. Hatiku loncat loncat kayak maen trampolin."nado ~ saranghaeyo" dia memeluk erat tubuhku dan mencium bibirku lembut. Aku mendorong tubuhnya. "ah taecyeon. Ini tempat umum. Nanti kalo diliat orang gimana ?" tanyaku gugup. "mwo ? takut dilihat kwanghee ? ini sudah malam. Dia pasti sedang belajar. Aku mengerti kok Min Ra. Pulang yuk udah malem." Dia menggandeng tangan ku. Sekilas aku melihat bayangan. "ah tampaknya aku kenal bayangan orang itu. Tapi siapa ?" kataku dalam hati.

~ Kwanghee PoV ~

Aku segera menyusul kevin hyung dan thady onnie. Danaku telat dari yang aku perkirakan. Aku pun segera memarkir mobilku dan berlari menuju tempat karoke itu. "ah mianhae hyung aku telat. Abis tadi aku kebelet boker." Kataku sejujur jujurnya. "ah gwenchana. Masih melilit ? hahahaha" ejek kevin. " YA ! jagi ~ gaboleh ngejek gitu atuh. Kasian si kwanghee" thady noona pun menjitak kevin. "sakit jagii ~ ih kamu mah tega sama aku. Malah belain kwanghee" ujar kevin bermanja"an sama noona thady. "abis kamu keterlaluan sih" thady noona manyun. Aku yang melihat mereka hanya bisa bengong. Aku juga ingin !! tapi ah Min Ra ku sedang sibuk belajar. Tapi tetap saja aku iri. Gimana engga ? mereka saling peluk dari blakang. Kelitik kelitik gitu. Suapsuapan kentanggoreng sama minuman. Itu kan aku sama Min Ra banget !!

"kwanghee kenapa kamu bengong aja ?" tanya thady noona membuyarkan lamunanku. "ah gak kenape kenape kok noona. Hehehe" aku garuk garuk kepala yang memang tidak gatal sama sekali. "uhm noona, hyung, aku jalanjalankeluar dulu deh" kayaku karena gak mau ngeliat mesra mesraan lagi. "oh iyaiya. Jangan ganggu kita yee. Lagi asik neh." Kata kevin bercanda sambil memeluk thady noona.Tak beberapa aku lihat mereka lagi pandang pandangan. "hahaha aku jamin gak sampe 4 menit lagi kalian akan berciuman" ujarku dan ternyata benar. Ah mereka semakin membuatku cemburu.

Akupun berjalan keluar tanpa tujuan. Tidak lama aku bertemu siwan di depan diskotik. "ini ya alasan hapemu tidak aktif ?" aku melirik tajam ke arah siwan dan menabok pipinya. "ah mianhae. Hapeku memang rusak. Jadi aku membeli nomor baru dan hape baru" ujar siwan sambil menunjukan hape barunya. "ah cepat catet nomorku dan misscall ke hapeku." Ujarku sambil menampar pipi siwan pelan lagi. "aku udah apal kok. Kan aku sayang sama kamu" ujar siwan genit. "YA! aku masih normal siwannieeee ~" aku getok getok kepala siwan pelan. "haha iya aku tau. Lagian aku juga masih normal." Sambil menggandeng tangan perempuan disebelahnya. "cantik" ujarku singkat. "tentu ! kalo gak cantik, bukan pacarku" siwanpun merangkul cwek itu. "kenalin sama aku kek" aku meminta. "nanti saja. Aku harus buruburu nih. Bye" kata siwan terburu buru. "ne"

Akupun melanjutkan perjalanan panjangku untuk mencari udara segar. Pikiranku masih butek. Aku berjalan. Wait a minute. Sepertinya aku kenal itu. Ah itu taecyeon !! sama siapa dia ? aku berusaha mendekatkan diri dan agak ngumpet agar gak keliatan. " itu kan MIN RA ?! sedang apa dia sama Taecyeon ?" aku setengah berteriak. Untung aja gak ada yang denger. Aku pun memutuskan mengikuti mereka. "mengapa mereka harus ketaman ?" ujarku dalam hati. Aku terus memperhatikan mereka. Ah apa yang mereka lakukan ?

Aku pura pura lewat didepan taman. Aku berhenti memperhatikan mereka. Mereka pun tidak melihatku. "aku aman rupanya." Ujarku. Mereka bersiapsiap pulang. Dan mengapa si taec itu menatap Min Ra tajam ? apa yang terjadi sebenarnya antara mereka berdua ? aku terus memperhatikan mereka. Aku marah sedih kecewa. Semuanya jadi satu. " M M Mereka pelukan ? aish !!" aku kesel sampe nendang nendang pohon yang ada disebelahku. Dan mereka berciuman. Ah aku tau sekarang mengapa Min Ra melakukan ini semua. Aku memandang mereka. Tak terasaair mataku turun menetes. Aku sungguh sakit. Tapi ini kenyataan. Aku harus menjernihkan pikiranku lagi. Aku pun berjalan pergi. Aku rasa dia melihatku. Apapun itu, aku tidak mau menengok kebelakang dulu. Terlalu sakit rasanya.

- TO BE CONTINUED -

By : Min Ra

what makes a man [Part 3]

~ author PoV ~

Mereka pun tiba direstoran pilihan kwanghee. Saat mereka masuk, mereka bertemu dengan Junyoung dan Raeneul. “hyung !! sedang apa kamu disini ?” sapa kwanghee sambil meninju lengan junyoung pelan. “ah anio. Cuma keluar untuk makan aja” kata Junyoung kalem. “ah perkenalkan ini Raeneul calon istri aku. Raeneul perkenalkan ini adik kelasku kwanghee” kata junyoung memperkenalkan Raeneul kepada kwanghee. “annyeong” sapa Raeneul ramah. “kwanghee kamu kesini sama siapa ?” tanya Raeneul. “ah tentu saja sama tunangan ku. Perkenalkan ini Min Ra. Min Ra ini junyoung dan calon istrinya raeneul” kata kwanghee memperkenalkan Junyoung dan Raeneul. Minra menyalaminya “annyeong. Banggeupsumnida” kata min ra. “gimana kita makan bareng 1 meja aja. Sekalian ngobrol sharing tentang pesta pernikahan kalian. Haha supaya aku dan Min Ra kecipratan ide gitu” kata kwanghee semangat. “ah boleh juga. Kamu ga keberatan kan jagi ?” tanya junyoung ke Raeneul. “anio jagi ~” balas Raeneul anggun.

Setelah perbincangan itu mereka pun duduk disalah satu sudut yang menurut mereka adalah spot favorit mereka. “jadi, hyung !! berikan sedikit inspirasimu untuk pernikahanmu itu. Aku pasti diundang kan ?” tanya kwanghee sambil sedikit terkekeh. “haha kamu pasti diundang dong. Hmm konsep yang menawan. Banyak bunga, lilin dan pastinya warna” yang soft” kata junyoung menerawang. “ah jangan lupa makanannya jagiya ~!” kata raeneul. “nde !! bagaimana aku bisa lupa ?” kata junyoung meyakinkan. “ah pasti itu akan menjadi pesta pernikahan termewah yang pernah saya datangi” Min Ra sambil membayangkan. “apa kamu ingin seperti itu juga ?” kwanghee menggenggam tangan min ra. “ah pastinya. Oh kita belom memesan makanan” kwanghee pun memanggil pelayan dan tidak lama kemudian makanan yang mereka pesan datang. Mereka pun menikmati santap malam itu sambil berbincang.

~ kwanghee PoV ~

Aku melihat jam tanganku. “ah sudah waktunya pulang” pikir ku dalam hati. “ hyung. Aku dan min ra harus pulang sekarang.” Kataku pamit sambil menggandeng tangan minra. “ah okay nanti akan aku kirimin ya undanganku ~” sambil membayar bil. “ah hyung. Aku sudah membayarnya.” Kataku sambil mengembalikan uang junyoung. “ah kamsahamnida oppa kwanghee” ucap Raeneul lembut. Aku dan min ra bergegas kedalam mobil dan akuoun menyalakan mobil.

“apa kamu sedang dekat sama seorang cwok selain aku ?” tanyaku spontan sambil terus menyetir. Aku melihat muka min ra agak sedikit berubah. Ah menjadi tegang. Apa yang aku pikirkan itu benar ? ah aku tidak boleh berfikiran seperti itu. “ ah oppa. Kamu gak percaya kalo dihati ini Cuma ada kamu ?” dia berusaha meyakinkan aku. Apa yang harus aku lakukan ? aku menatapnya dalam dalam. Aku memberhentikan mobilku sejenak. “oppa wae ?” katanya. “ah anio. Aku pegel ~” kataku sambil terus menatapnya.

~ min ra PoV ~

“Ah aku gak bisa menatap matanya. Kenapa dia bisa tahu ? ah dia pasti percaya sama aku” aku menghibur diri sendiri. Kwanghee menatapku dalam dan serius. Membuatku merasa bersalah. “apa kamu menyembunyikan sesuatu dari ku ?” tanya kwanghee yang sekarang sudah berganti posisi jadi menghadap kearahku. “anio oppa. Kamu percaya aku kan ?” aku berusaha meyakinkannya. “tentu !! kamu mencintai ku ?” tanyanya. Aku terkekeh kecil lalu menjawabnya. “ya tentu saja. Itu pertanyaan yang bodoh.” Aku memukul kepalanya pelan.

Aku merebahkan kepalaku di bahunya. “kamu manja sekali. Berat tau” kwanghee menggeser kepalaku. “ YA !! oppa. Kenapa kamu pelit sekali sih sama aku ?” aku ngomel sama dia. “karena kamu udah bertambah bulat. Kekekeke ~” dia nyengir dikit. Aku hanya bisa cemberut melihat kelakuannya. Dia mendekatkan wajahnya kearahku. “kamu jelek sekali” katanya menjitak kepalaku. “oppa !! kamu jahat sekali sama aku.” Aku tambah cemberut. “udah deh gausah manyun. Tambah jelek tau !” “biar sajalah. Memang aku udah jelek kok.” Tiba tiba dia mencium pelan bibirku. “o o oppa ~ waeyo ?”

~ kwanghee PoV ~

“ah dia begitu lucu saat manyun seperti itu. Aku jadi ingin menciumnya.” Ucapku dalam hati. Memang dia sangat lucu kalo pipinya menggendut gitu. Akupun menciumnya pelan. Diapun sukses melongo kayak orang tolol dan menanyakan alasan kenapa aku menciumnya. Apakah musti ada alasannya ? “anio. Kamu lucu sih kalo ngambek” ujarku terkekeh. “ah oppa !! sudah malem nih. Ayo kita pulang” katanya menyuruhku menjalankan mobil lagi. “nde jagiya” aku melihat dia yang mukanya memerah seperti kepiting rebus. Ah min ra !! kenapa kamu membuat aku jatuh cinta kepadamu ? kenapa kamu mengambil semua hatiku ?

- TBC -

By : Min Ra

what makes a man [Part 2]

~ min ra PoV ~

Aku memikirkan kejadian tadi sore sambil memainkan cincin pemberian kwanghee. “apa yang harus aku lakukan ?” aku tertunduk bingung. “wae nal dugo neo byeonhaneun geoya. Tteonaneungeoni. wae nat tteugeowo jjillineun geoya. Mwolboneungeoni. gwaenhan mallo neo mworaneun geoya. Tteoboneungeoni. wae neon goerowo pihaneungeoya. Ibyeoringeoni.” Hapeku bergetar. “yoboseyo ?” tanya orang itu. “nde nuguseyo ?” tanyaku. “min ra ah. Ini nomor hape ku yang baru. Aku taecyeon.” Mendengar nama itu aku langsung kaget. “jeongmalyo ?” “apa kau gak ngenalin suara kekasihmu ini ? sungguh ironis” “anio. Bukan seperti itu. Pikiranku sedang kacau. Kacau sekali. Ugh aku pusing. Banyak masalah akhir” ini” sambarku tanpa jeda. “ah mau bertemu ? aku bisa manjat ke kamarmu sekarang” jawabnya jail. “ah jeongmalyo ? kamu manjat ? ya !! kamu pikir kamu ada dimana sekarang ?” aku protes. “kamu mau tau ? aku ada dibawah kamarmu. Coba kamu liat keluar jendela” aku melongok keluar jedela. Dan tepat. Aku melihat muka tengilnya. Oh tuhan apa yang harus aku lakukan

Tak butuh waktu yang lama buat taec untuk memanjat pohon mangga yang ada didekat jendela kamarku. “kamu merindukanku ?” tanya menggodaku. “ah pastinya.” Aku meletakkan kepalaku di dada bidangnya. “ugh aku selalu sebal melihat fotomu dan kwanghee !! aku sebal” diapun membalikan fotoku dan kwanghee. Aneh bukan ? dia sudah tau aku sudah mempunyai kwanghee masih nekat memacariku. “ah mianhae” aku menggati fotonya dengan foto ku bersama taec. “apa ini ? cincin ? dari siapa ?” dia mengambil cincin pemberian kwanghee yang tergeletak di meja laptopku. “ah itu. Kwanghee memberikannya tadi siang.” Jawabku jujur. Aku tidak mau berbohong pada taec.

~ taecyeon PoV ~

Ah apa apaan ini ? mengapa si kwanghee itu duluan memberinya cincin ? yah aku tahu dia bukan milikku seutuhnya. Tapi itu semua membuatku jengkel. “min ra, sampai kapan kita kayak gini ?” aku memegang tangannya. “aku lelah” tambahku. “aku gak tau. Aku belom cukup yakin atas semuanya.” Aku tau dia pasti bingung. Salahku juga yang sudah membuatnya memberikan separuh hatinya kepadaku. Ah aku begitu bodoh. Harusnya aku menyimpannya saja. Bukan hanya aku dan min ra yang sakit pastinya kwanghee jika mengetahui ini akan sakit dan meminta putus sama min ra. Aku ikutan pusing. “ah kamu mau minum apa jagi ?” ujar min ra lembut. “apa sajalah asal bisa diminum” aku melihatnya keluar kamar.

“taec ini minumnya” dia berteriak di lorong kamarnya. “ah makasih. Hati” jatuh kamu jagi” dan benar aja, dia tersandung karpet kamarnya sendiri. GUBRAK ~ “aduuuh sakit” aku membantu min ra berdiri. “pabo ! aku udah bilang hati” tambeng amat dibilangin.” Ujarku seraya menggetok palanya min ra. “ah arra !! untung aku bawanya botolan jadi gatumpah.” Diapun memeletkan lidahnya. Lucu ~ dia lucu sekali saat memeletkan lidahnya itu.

~ min ra PoV ~

“Ah sial pake jatoh segala sih. Heran dah tuh karpet pake nyelengkat segala” aku terus menggerutu didalam hati. “kamu lucu banget jagiya !” ujar taec sambil terkekeh. “apa yang lucu huh ?” kataku sebal. “ya muka kamulah. Kamu itu abstrak” ujarnya lagi sambil ketawa lebih keras. “ya suka suka kamu lah aku memang abstrak” aku memeletkan lidahku lagi. Tiba” taec mendekat kearah mukaku. “mau apa kamu ?” tanyaku panik. “ah anio. Hanya mau liat jerawat mu itu” ujarnya sambil mencubit pipiku. “aw sakit !! pabo ~” aku memukul ringan tangannya. Dreet dreet dreet hapeku bergetar diatas laptop kesayanganku. “min ra jagi ~ sedang apa ? ah otakku stuck nih bosan. Masih bangun kan sayang ?” aku membacanya. Ah dari kwanghee pikirku. “jagi ~ aku masih bangun kok. Lagi online aja. Kenapa bisa ?” aku membalas smsnya secepat kilat. “itu sms siapa ?” tanya taec penasaran. “ah mollayo ~ sms nyasar” jawabku enteng. “kalo gitu aku pulang dulu ya jagi ~ besok masuk sekolah oke ? ada pengarahan.” Taec mencium kening ku. “nde arraso ~”

~ kwanghee PoV ~

Ah dia membalas sms ku. Entah mengapa aku ingin sms dia. Ah perasaanku bilang dia lagi sama cwok lain. Ah andwae !! aku gaboleh mikir kayak gitu. Aku percaya dia. Aku percaya dia hanya mencintai aku. “aku bales gak ya smsnya dia ? atau aku telfon dia aja ?” ujarku dalam hati. “Ah ya benar. Aku telfon aja dia” aku pun segera menelpon Min Ra. Tuut tuut tuut. “yoboseyo ?” sapa min ra lembut. “ah jagiya ~ bogoshipo. Jinca !!” sapaku. “kamu dirumah ya jagi ? kita makan keluar aja yuk” ajak min ra. “kamu bisa keluar malam ?” “untuk hari ini aku bisa. Untuk pacarku tercinta apa sih yang tidak” “jeongmalyo ? oke aku jemput kamu 15 menit lagi ya.” “nde. Annyeong” 1 detik kemudian telpon kami pun mati.

~ min ra PoV ~

Aku pun siap” untuk makan malem bareng kwanghee. “pake baju apaan nih ? aduh pusing” aku ngacak” seluruh isi lemari untuk menemukan baju yang cocok. “ah ini aja deh” pikirku. Aku pun langsung dandan secantik mungkin. Tak lupa memakai cincin pemberian kwanghee. Ah sempurna !!

“Teeet teeeet !!” kwanghee membunyikan klakson mobilnya. “nde oppa !! aku turun” aku berpamitan sama umma appa. Utung omma appa lagi baik hari ini. “kamu cantik” ujar kwanghee sambil mencium pipiku. “gomawo oppa” sekilas aku melihat kwanghee memperhatikan ku. “ah dia ganteng dengan setelan jas itu” pikirku. “hey !! ngapeh ngelamun ?” ujar kwanghee menyadarkan ku. “ah anio. Kkaja !!” kataku.



- TBC -

By : Min Ra

what makes a man [Part 1]

annyeong haseyo yeorobun :) aku baru mulai nih bikin BLOG buat share FF yang aku buat. hehe. aku juga baru" aja kok buat FF. ini FF perdana aku yang berhasih tamat (karena FF sebelum"nya ceritanya gak tamat dan ngalor ngidul) hope you enjoy this.

- best regret : puspaseruni asri alias Lee Min Ra -

Cast :
- hwang kwang hee as him self
- im siwan as kwanghee’s best friend
- lee min ra as kwanghee girlfriend
- Ok Taecyeon as min ra’s affair

~ kwanghee PoV ~
aku merasa hari ini seperti hari hari lainnya. hanya kuliah dan belajar. Aku seorang lakilaki bernama hwang kwanghee. Kuliah di Chungkang College of Cultural Industries, Incheon. Aku mempunyai kekasih bernama Lee Min Ra. Yah aku sangat mencintai dia yang sudah menemaniku sejak 3 tahun yang lalu. Hari ini aku akan menjemput Min Ra disekolahnya. Ya ya ya, kalian pasti berfikir aku terlalu tua untuk dia yang baru akan masuk SMA itu. Tapi dia tidak mempermasalahkan faktor itu. Dia itu sempurna.
Seperti biasanya, aku menunggu dia di taman dekat sekolahnya. “jagiya !!” aku melambaikan tangan ku agar minra melihatku. “oppa ~ kamu benar” menjemputku. Hehe. Gomawoyo oppa.” Sambil nyengir. “kamu ingin makan ? atau mau langsung pulang ?”. “aku rasa perutku lapar. Mari makan dulu” kata min ra seraya glendotan (?) di tangan kwanghee.
End kwanghee PoV

~ min ra PoV ~
Ahaii. Hari ini aku dijemput sama Kwanghee. Aku pikir dia akan sibuk dan tidak menjemput aku. Ternyata aku salah. Dia memang pacar yang baik. “jagi, kamu mau makan apa ?” suara kwanghee membuyarkan lamunanku. “ah apa saja asal kamu yang pesan.” Kwang hee memesan 2 ayam goren (?) dan soda susu kesukaannya. Sebenarnya aku ada perasaan bersalah kepadanya karena diam diam aku selingkuh sama temanku yang bernama taecyeon.
“oppa, mianhae” ucapku tibatiba. “wae ? something wrong ?” ucap kwanghee tidak mengerti. “anio. Hanya merasa kalau aku bukan yang terbaik buat oppa. Mianhae aku kurang sempurna untuk oppa” kataku sambil menahan tangis. “waeyo ? kamu kenapa ? kenapa berfikir seperti itu ? aku menganggap kamu itu sempurna. Tidak usah seperti itulah. Aku gak suka kamu bersikap seperti itu” kwanghee pun mengelus kepalaku dan mengacak” rambutku.
End min ra PoV

~ Author PoV ~
Kwanghee mengantarkan min ra pulang setelah kwanghee membayar bill. Kwanghee tidak langsung mengantar min ra pulang. Karena kwanghee ingin mengajak min ra ke taman dekat kampusnya. “jagi, kamu keberatan kalo kita main ke taman dekat kampus ku dulu ? hanya sebentar.” “oh gwenchana oppa. Tapi jangan malem” pulangnya. Takut kena amuk appa sama omma.” “nde” sambil menyunging (?) senyum paling manis didunia *lebay*

~ kwang hee PoV ~
Aku merasa min ra kelihatan aneh hari ini. Apa sebenarnya yang terjadi sama dia ? apa dia salah makan atau bagaimana ? antahlah. Oh dan juga dia lupa hari ini hari apa. Ah sedikit kecewa sama dia. Tapi gak apa apa lah kan dia sibuk menyiapkan ujian akhir dia. “jagi, kamu ingat hari ini hari apa ?” tanyaku penuh harap. “uhm hari senin oppa. Wae ?” kata min ra mengkerutkan jidat. Aku pasrah “apa kamu benar benar lupa ?” “nde. Oppa mianhae” kata min ra menyesalinya. “gwenchana. Hari ini tanggal 13 February. Kita 4 tahun.” Kataku kurang bersemangat. “oh jinca ? oppa !! mianhae aku tidak ingat.” Minra tertunduk. “gwenchana min ra. Ah sebenarnya aku ingin memberikan kamu sesuatu” sambil mengeluarkan kotak yang ada di jaketku. “apa itu oppa ?” min ra penasaran. “ would you marry me ?” seraya membungkuk dan mengeluarkan cincin tunangan yang dari tadi aku simpan.
End kwanghee PoV

~ min ra PoV ~
Entah berapa lama aku terdiam. Aku kaget shock !! apa yang harus aku lakukan ? oh tuhan. “jagiya ? would you marry me ?” sekali lagi kwanghee menanyakan ku. Gimane nih ? “I do” tiba tiba kata itu keluar dari mulutku. Ah mati aku. Kenapa bisa keluar kata” itu dari mulutku ?