maaf ya disini Eli enggak terlihat sebagai bad boy. malah menjadi orang yang terlihat sangat murah senyum dengan killer smilenya itu. maaf banget ya buat Grace kamu disini cwe banget dan feminin banget dan buatnye molor waktunya -.- mian *deep bow*
FF ini penjabaran dari MVnya Gummy yang as a man. aku suka banget sama MV itu. ceritanya gak 100 % sama karena aku buat menurut versiku dan dengan beberapa perubahan. aku ngebuatnya sendiri loh (bangga) ^^v
maaf kalo misalnya FF ini jelek dan gak jelas atau terlalu baku. aku bikin pas lagi puyeng gara" gabisa tidur -.- sekali lagi mianhaeyo *deep bow* RCL yaaa. kamsahamnida
ENJOY IT :)
Main cast :
- Choi Eun Hye
- Kim Kyong Jae a.k.a ELI
Cameo :
- Park Hyungshik
- Kevin Woo
- Shin DongHo
- Sandara Park
~ Eun Hye PoV ~
Aku berinisiatif untuk membeli sebuah apartemen. Aku baru saja tiba di seoul. Aku bekerja di sebuah stasiun TV terkenal di Korea Selatan. Namaku Choi Eun Hye. Aku baru saja lulus kuliahku dan akan bekerja. Ini impianku dari dulu untuk bekerja di stasiun TV. Untuk sementara ini aku tinggal bersama kakakku. Kurang nyaman banget tinggal sama dia
Aku menelfon agen apartemenku. “annyeonghaseyo ~” sapa ku ramah. “annyeong. EunHye ah ~ nanti kita bertemu di café saja ya. Aku masih ada urusan lain. Lagian kamu hanya akan mengambil kunci apartemen saja kan ?” ujarnya buru buru. “oh baiklah. Nanti aku ke café kemaren” aku segera mematikan telponku dan mengeluarkan mobilku dari central parking.
Aku memesan 1 iced capuchinno dan blueberry cheesecake. “annyeong Eun Hye. Sudah lama menunggu ?” sapanya ramah. “anio oppa. Apa kamu mau memesan sesuatu ?” aku menyuapkan blueberry cheesecake yang baru saja datang. “hmm aku buru buru nih. Ini kunci apartemenmu. kamar nomor 910 ya. Dilantai 9. beri aku satu suapan blueberry cheesecake itu dong. Sepertinya enak” HyungShik memberikan kunci apartemennya itu kepadaku. “gomawo. Ini. Aaa ~” aku menyuapi dia blueberry cheesecake ku. Mukaku memerah.
~ HyungShik PoV ~
Aku melihat mukanya memerah lucu sekali. “ah tidak ada waktu untuk bengong” pikirku dalam hati. Aku langsung menuju ke café dimana aku dan Eli janjian untuk memberikan kunci. Aku memacu mobilku. “kamu bisa pindah besok jam 12” aku mengirimkan sms itu kepada EunHye dan Eli.
“Hyungshik. Lama banget sih.” Eli ngomel karena aku telat 10 menit. “mianhae. Ini kuncimu. Sms dari aku tadi sampe kan ?” aku memastikan. “iya masuk. Kapan berangkat ?” dia basa basi. “habis dari sini aku langsung ke airport. Ini kunci mobilmu. Gomapta” kataku sambil menyerahkan kedua kunci tersebut. “cheonmaneyo. Aku pulang ya” elipun berpamitan. Aku segera menyetop taksi untuk ke bandara. Dan segera pergi. Bye seoul. Aku tidak akan kembali.
- Keesokan Harinya –
~ Eun Hye PoV ~
Tepat pukul 12 siang, aku sudah sampe didepan apartemenku. Aku segera menurunkan barang barangku dari dalam mobil. aku terpana melihat mobil lamborghini embolado silver terparkir. “uwah keren sekali” tanpa aku sadari, aku mendekat ke mobil itu. Aku mengkagumi mobil itu. “mungkin di Korea hanya ada 1 orang yang punya mobil ini” aku memutar mengitari mobil itu. Aku menyadari ada orang didalam mobil itu dan tersenyum sangat manis. Jatungku berhenti berdetak untuk sesaat. Dia ganteng sekali.
Aku menggeret koperku dan naik lift. Ternyata dia juga ingin masuk. Dia tersenyum sekali lagi kepadaku. Ugh jantungku rasanya loncat loncat saking senangnya. Aku akan memencet tombol angka 9. argh dia juga memencet tombol yang sama. “ouch” aku keluar lift berbarengan dengan dia. Sekali lagi, dia hanya tersenyum. Aku dengan perasaan yang bagus segera menuju ke apartemenku. Aku mengurutkan kamar. Dia masih berjalan di belakangku. “apa mungkin dia tetanggaku ?” aku berfikir dan kemudian tersenyum.
Aku merogoh kantongku untuk mengambil kunci dan akan membuka kamarku. Dan dia juga melakukan hal yang sama. “hey ini apartemen ku” serunya. “mwo ? aku membeli apartemen ku. Dan ini milikku” aku balik membentaknya. Akupun segera menelpon hyungshik. “percuma kalo kamu menelpon dia. Dia sudah ada di LA sekarang” dia lalu menyerobot masuk. Aku pun juga.
Aku bolak balik memindahkan barang kesebelah kanan. Aku dan dia sudah membuat ketetapan mengenai kamar yang kita tempati berdua. Saking sebelnya aku, aku membanting pintu saat akan keluar membeli kopi dan tepat mengenai mukanya. Dia terkapar pingsan. “mianhae ~” aku mengibas ngibaskan kedua tanganku ke mukanya dia. ‘akhirnya dia sadar juga’ pikirku lega. Dia hanya menyungging senyum manis dan aku membalas senyumnya itu.
~ Eli PoV ~
Aku akan pergi keluar mengecek mobilku. Tiba tiba ‘brak’ semua penglihatanku kabur. Aku jatuh tak sadarkan diri. Tiba tiba aku bangun dan kepalaku terasa berat. Aku melihat cewek itu melambai lambaikan tangannya. Dia terlihat khawatir. “gwenchana ?” tanyanya khawatir. “ne ~” aku mengangguk pelan dan tersenyum. “mianhae” dia menatapku dengan tatapan puppy eyes. “gwencashimnika. Oia, namamu siapa ? kayaknya kita belom kenalan deh. Aku Kim Kyong Jae. Tapi aku lebih suka dipanggil Eli” aku menyodorkan tangan untuk bersalaman. “aku Choi Eun Hye” mukanya merona merah. “salam kenal. Mari kita keluar membeli kopi.”
Saat malam hari kita baru pulang dari kedai kopi. Apartemen aku, uhm maksudku kami sudah rapih tertata. “bagian mu itu sebelah kanan dan aku sebelah kiri.” Dia menerangkan kepadaku. “apa ini ?” aku menginjak selotip merah panjang. “itu adalah pembatas bagianmu dan bagianku.” Dia menerangkan lagi. Aku hanya mengangguk pelan. “selamat malam” aku mematikan lampu dan bersiap tidur.
~ Author PoV ~
Sudah seminggu terlewati dan semua masih berjalan lancar. Pagi ini, Eli minta dibangunkan karena dia akan rekaman di studio. Eunhye memasakkan sarapan dan menyediakan susu untuk Eli. ‘semua sudah siap dan sepurna’ pikir Eunhye dalam hati. Eunhye lalu membangunkan Eli perlahan. “Eli, bangun. Katanya mau dibangunin jam 7 ?” eunhye menggoncang tubuh eli perlahan. “ne aku bangun” elipun bangun dan ngulet. Merekapun sarapan bersama.
‘deerrtt’ hape Eunhye bergetar saat dia lagi menulis skrip untuk acaranya besok. ‘bukakan aku pintu. Aku lupa membawa kunci’ satu sms dari Eli masuk ke hpnya dan ia segera membukakan pintu untuk Eli. “gomawo” ujar Eli sambil nyengir. “kenapa bisa lupa bawa kunci sih ?” Eunhye ngomel. “entahlah. Bangun terlalu pagi salah satunya” ujar Eli seraya merebahkan dirinya kekasur. “selamat malam” ujar Eli menyudahi dan tertidur pulas.
Pukul 12 malam Eunhye masih berkutat dengan laptopnya. Tiba tiba lampu di kamar menyala. Eunhye pun melongok kesebelah. Ternyata Eli yang sedang ngido sambil menutup matanya. Eunhye pun terkekeh kecil melihat kelakuan Eli dan menlanjutkan menulis skrip yang dia buat.
~ Eunhye PoV ~
Hari sabtu ini dia ada di apartemen. Aku melihat dia serius membuat mainan gundam. Saat dia merakit mainan itu, pasti semua terabaikan. Termasuk aku. “hey kamu kok nyuekin aku sih ?” aku memasang mukaku segalak yang aku bisa. Dia tetap gak ngerespon aku. Akupun menghamburkan kerangka gundamnya itu yang belum terpotong potong. Dia hanya menggeleng gelengkan kelapa pelan.
aku masih ngambek sama Eli. Udah 1 jam aku dicuekin. Aku terus menyibukan diri dengan laptopku. “mianhaeyo” Eli duduk disebelahku. “gwenchana” aku menjawab sekenannya. “temani aku dong. Aku mau membeli hadiah untuk adikku” aku berfikir sebentar. “baiklah” aku langsung menyetujuinya karena aku merasa bosan didepan laptop terus.
“kamu mau beli apaan buat kado adekmu itu ?” aku bertanya karena sudah lebih dari 1 jam kita berputar putar di lokasi yang sama. “entahlah. Aku gak tau apa mau adekku itu” dia mengangkat bahu. “aku sepertinya tau” aku menarik tangannya ke salah satu estalase. “kasih saja dia iPad” aku menunjuk nunjuk iPad. Aku khawatir apa dia akan setuju sama ideku. Ternyata dia setuju. Dia membayar iPad untuk adiknya itu. “kajja ~” aku menggandeng tangannya. Kami melewati toko perhiasan. “sini deh. Yeppo ~” aku melihat sepasang cincin itu. Eli hanya melengos sambil tersenyum.
“karena ini masih siang dan cuacanya cerah, gimana kalo jalan jalan dulu aja ?” Eli menawariku berjalan jalan. “hmm baiklah” dia memelukku mesra. Kita jalan jalan sepanjang taman dekat sungai. Lalu kai duduk di café sambil menikmati ice cream dan cheese cake. “suapin aku ice cream” dia mengeluarkan jurus puppy eyesnya atau boleh kita bilang pigeon eyes. “anio ~ bagi dulu cheese cakenya” aku menyingkirkan ice cream ku. “aaa ~” aku menerima 1 suapan cheese cake dari eli. “mana punyaku ?” aku menyuapinya ice cream. “enak” ujarnya sambil mengacungkan kedua jempolnya itu.
Hari semakin malam. Kami memutuskan untuk pulang. Tapi tidak langsung ke apartemen. Kami bermain dulu di taman apartemen kami. Ada beberapa anak yang main disitu. Aku bermain balon dan duduk di ayunan. Sedangkan Eli mendorong ayunanku dari belakang. Kamu bersenda gurau hingga larut malam. “chagi ~ ayo dah kita naik aja” aku menarik tangan Eli pelan. “kedinginan ya ? sini mendekatlah” Eli merapatkan tubuhnya dan memelukku. “gimana bisa jalan kalo kayak gini” aku ngomel tanpa melepaskan pelukannya. “biaklah ayo kita naik ke atas” eli melepaskan pelukannya.
~ author PoV ~
Semua berlalu 3 bulan dan Eli pun merasa kalo Eunhye terlalu kekanak kanakan untuknya. Eli pun tau kalau dia sangat mencintai Eun Hye. Tapi perasaannya itu yang membuat dia agak sedikit berubah. Eli dan Eunhye sedang baca koran di ruang makan. Eli meminum Teh dingin dan Eun hye meminum susu kedelai kesukaan Eli. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. “kamu mau ?” Eunhye menawarkan susu kedelainya. “gomawo. Aku lagi minum teh dingin” ujar Eli dan melengos pergi.
“hari ini kamu pulang jam berapa ?” tanya Eunhye di telpon. “entahlah. Tunggu saja ya. Maaf aku sedang sibuk” ujar Eli. Sebelum Eunhye sempat ngomong, telpon sudah dimatikan. Eunhye merasa agak tercampakkan. Tapi yasudahlah Eunhye mulai memasak untuk makan malamnya dia dan Eli.
Tidak lama kemudian hidangannya pun siap. Eunhye terus menunggu Eli. 10 menit, 20 menit. Eunhye melihat jam dihapenya. Ingin menelpon Eli tapi dia tau Eli sibuk. 1 jam berlalu dan hidangannya sekarang mulai dingin. Eunhye tetap menunggu pulangnya Eli. Dari bawah, eli memperhatikan kamar apartemennya dan melirik jam. 1 jam 10 menit Eunhye sudah ngantuk dan meninggalkan makanan tersebut gitu aja. Eli yang melihat lampu kamarnya sudah matipun segera pergi. Terbesit rasa bersalah di hatinya.
~ Eli PoV ~
‘mianhae aku membuatmu jadi seperti ini’ aku melamun di taman dekat sungai yang dulu dia sering datangi bersama Eunhye. ‘aku hanya butuh waktu sendiri’ aku langsung pergi dari taman itu dan langsung menuju ke rumah Kevin. Aku mengetok pintu rumah Kevin dan tak lama kemudian kevin keluar. “hyung waeyo ?” aku langsung menuju ke kamarnya dan tidur. “kenapa hyung aneh ya hari ini” gumam Kevin pelan.
“hyung bangun udah siang. Ayo kita latihan buat hari senen” Kevin membangunkan Eli yang masih tertidur pulas. “ah ne” aku ngucek ngucek mata dan segera mandi dan sarapan. Aku melihat hapeku dan ada pesan dari Eunhye ‘apa kamu semalam tidak pulang ?’ aku mengabaikannya. “hyung waeyo ?” aku menggelengkan kepalaku. “kajja” aku menyetir mobilku dan kevin.
Aku mulai serius latihan bandku. Aku sedang berlatih kemampuan rap ku. Tiba tiba kevin berteriak “HYUNG !! AWAAAAS” gak sempet aku menoleh, stik drum menghantam kepalaku. Semua menjadi buram dan aku tak sadarkan diri. “ottokhe ?” Kevin panik.
~ author PoV ~
Eli pingsan setelah terkena lemparan stik drum DongHo. DongHo dan Kevin pun panik melihat Eli yang pingsan itu. DongHo mengibas ngibaskan tangannya diatas muka Eli. Dan setelah beberapa menit kemudian Eli sadar.
~ EunHye PoV ~
‘aku harus pindah dari sini’ pikirku. Aku menelpon dara unnie. “yeoboseo” ujar suara disebrang sana. “unnie, ini Eunhye. Aku akan tinggal dirumahmu untuk sementara ya” ujarku. “ne. it must be great. Perlu aku jemput ?” dara unnie menawarkan bantuan. “anio. Tidak perlu repot repot unnie. Sampai jumpa nanti malam” klik, aku menutup telponnya.
Aku ngepack barang barangku kedalam kardus. Aku sudah terlebih dahulu memasukan baju bajuku ke dalam koper. Saat beres beres buku, tak sengaja aku melihat mainan gundam yang dia bikin waktu itu. Air mataku menetes. “karena kamu seorang pria, kamu tidak bisa memahamiku. Aku mengerti mungkin kamu ingin bebas. Tapi tolong jangan berubah sedikitpun. Dan aku, aku akan selalu mencintaimu karena kamu adalah lelakiku. Dan cintaku gak akan berubah” aku memandang mainan itu dan membuangnya kelantai. Aku kembali merapihkan buku buku yang tersisa di lemari. “aku masih ingin disini untuk sementara” pikirku.
~ Eli PoV ~
Aku kembali sadar. Tapi semua burem dan kepalaku terasa berat. Aku melihat senyuman Eunhye saat dia menabrakku dengan pintu. Aku tersenyum kecil. Aku melihat DongHo dan Kevin yang bingung. “DongHo, Kevin aku ijin ya” aku segera berlari menuju parkiran dan ngebut.
Aku berlari di koridor. Aku membuka pintu. Dan melihat Eunhye yang akan pergi dengan menenteng koper. Aku berlari kearahnya yang sedang bengong itu. Aku memeluknya erat dan berbisik “mianhaeyo” aku mengusap airmatanya “saranghaeyo” aku mencium keningnya lembut. “karena kamu adalah pria, kamu tidak bisa memahamiku” Eunhye terisak. “jangan pergi. Aku sangat mencintaimu. Maafkan aku yang mencampakkan mu” aku melepaskan pelukanku dan memberi cincin yang waktu itu dia inginkan. “karena aku tidak bisa memahamimu. Karena kamu berbeda denganku. Karena kamu mencintaiku” aku menguraikan berbagai kata. “cobalah untuk memahamiku” Eunhye pun memelukku. “aku janji akan lebih mencoba memahamimu”
- THE END -
by : Lee Min Ra
FF ini penjabaran dari MVnya Gummy yang as a man. aku suka banget sama MV itu. ceritanya gak 100 % sama karena aku buat menurut versiku dan dengan beberapa perubahan. aku ngebuatnya sendiri loh (bangga) ^^v
maaf kalo misalnya FF ini jelek dan gak jelas atau terlalu baku. aku bikin pas lagi puyeng gara" gabisa tidur -.- sekali lagi mianhaeyo *deep bow* RCL yaaa. kamsahamnida
ENJOY IT :)
Main cast :
- Choi Eun Hye
- Kim Kyong Jae a.k.a ELI
Cameo :
- Park Hyungshik
- Kevin Woo
- Shin DongHo
- Sandara Park
~ Eun Hye PoV ~
Aku berinisiatif untuk membeli sebuah apartemen. Aku baru saja tiba di seoul. Aku bekerja di sebuah stasiun TV terkenal di Korea Selatan. Namaku Choi Eun Hye. Aku baru saja lulus kuliahku dan akan bekerja. Ini impianku dari dulu untuk bekerja di stasiun TV. Untuk sementara ini aku tinggal bersama kakakku. Kurang nyaman banget tinggal sama dia
Aku menelfon agen apartemenku. “annyeonghaseyo ~” sapa ku ramah. “annyeong. EunHye ah ~ nanti kita bertemu di café saja ya. Aku masih ada urusan lain. Lagian kamu hanya akan mengambil kunci apartemen saja kan ?” ujarnya buru buru. “oh baiklah. Nanti aku ke café kemaren” aku segera mematikan telponku dan mengeluarkan mobilku dari central parking.
Aku memesan 1 iced capuchinno dan blueberry cheesecake. “annyeong Eun Hye. Sudah lama menunggu ?” sapanya ramah. “anio oppa. Apa kamu mau memesan sesuatu ?” aku menyuapkan blueberry cheesecake yang baru saja datang. “hmm aku buru buru nih. Ini kunci apartemenmu. kamar nomor 910 ya. Dilantai 9. beri aku satu suapan blueberry cheesecake itu dong. Sepertinya enak” HyungShik memberikan kunci apartemennya itu kepadaku. “gomawo. Ini. Aaa ~” aku menyuapi dia blueberry cheesecake ku. Mukaku memerah.
~ HyungShik PoV ~
Aku melihat mukanya memerah lucu sekali. “ah tidak ada waktu untuk bengong” pikirku dalam hati. Aku langsung menuju ke café dimana aku dan Eli janjian untuk memberikan kunci. Aku memacu mobilku. “kamu bisa pindah besok jam 12” aku mengirimkan sms itu kepada EunHye dan Eli.
“Hyungshik. Lama banget sih.” Eli ngomel karena aku telat 10 menit. “mianhae. Ini kuncimu. Sms dari aku tadi sampe kan ?” aku memastikan. “iya masuk. Kapan berangkat ?” dia basa basi. “habis dari sini aku langsung ke airport. Ini kunci mobilmu. Gomapta” kataku sambil menyerahkan kedua kunci tersebut. “cheonmaneyo. Aku pulang ya” elipun berpamitan. Aku segera menyetop taksi untuk ke bandara. Dan segera pergi. Bye seoul. Aku tidak akan kembali.
- Keesokan Harinya –
~ Eun Hye PoV ~
Tepat pukul 12 siang, aku sudah sampe didepan apartemenku. Aku segera menurunkan barang barangku dari dalam mobil. aku terpana melihat mobil lamborghini embolado silver terparkir. “uwah keren sekali” tanpa aku sadari, aku mendekat ke mobil itu. Aku mengkagumi mobil itu. “mungkin di Korea hanya ada 1 orang yang punya mobil ini” aku memutar mengitari mobil itu. Aku menyadari ada orang didalam mobil itu dan tersenyum sangat manis. Jatungku berhenti berdetak untuk sesaat. Dia ganteng sekali.
Aku menggeret koperku dan naik lift. Ternyata dia juga ingin masuk. Dia tersenyum sekali lagi kepadaku. Ugh jantungku rasanya loncat loncat saking senangnya. Aku akan memencet tombol angka 9. argh dia juga memencet tombol yang sama. “ouch” aku keluar lift berbarengan dengan dia. Sekali lagi, dia hanya tersenyum. Aku dengan perasaan yang bagus segera menuju ke apartemenku. Aku mengurutkan kamar. Dia masih berjalan di belakangku. “apa mungkin dia tetanggaku ?” aku berfikir dan kemudian tersenyum.
Aku merogoh kantongku untuk mengambil kunci dan akan membuka kamarku. Dan dia juga melakukan hal yang sama. “hey ini apartemen ku” serunya. “mwo ? aku membeli apartemen ku. Dan ini milikku” aku balik membentaknya. Akupun segera menelpon hyungshik. “percuma kalo kamu menelpon dia. Dia sudah ada di LA sekarang” dia lalu menyerobot masuk. Aku pun juga.
Aku bolak balik memindahkan barang kesebelah kanan. Aku dan dia sudah membuat ketetapan mengenai kamar yang kita tempati berdua. Saking sebelnya aku, aku membanting pintu saat akan keluar membeli kopi dan tepat mengenai mukanya. Dia terkapar pingsan. “mianhae ~” aku mengibas ngibaskan kedua tanganku ke mukanya dia. ‘akhirnya dia sadar juga’ pikirku lega. Dia hanya menyungging senyum manis dan aku membalas senyumnya itu.
~ Eli PoV ~
Aku akan pergi keluar mengecek mobilku. Tiba tiba ‘brak’ semua penglihatanku kabur. Aku jatuh tak sadarkan diri. Tiba tiba aku bangun dan kepalaku terasa berat. Aku melihat cewek itu melambai lambaikan tangannya. Dia terlihat khawatir. “gwenchana ?” tanyanya khawatir. “ne ~” aku mengangguk pelan dan tersenyum. “mianhae” dia menatapku dengan tatapan puppy eyes. “gwencashimnika. Oia, namamu siapa ? kayaknya kita belom kenalan deh. Aku Kim Kyong Jae. Tapi aku lebih suka dipanggil Eli” aku menyodorkan tangan untuk bersalaman. “aku Choi Eun Hye” mukanya merona merah. “salam kenal. Mari kita keluar membeli kopi.”
Saat malam hari kita baru pulang dari kedai kopi. Apartemen aku, uhm maksudku kami sudah rapih tertata. “bagian mu itu sebelah kanan dan aku sebelah kiri.” Dia menerangkan kepadaku. “apa ini ?” aku menginjak selotip merah panjang. “itu adalah pembatas bagianmu dan bagianku.” Dia menerangkan lagi. Aku hanya mengangguk pelan. “selamat malam” aku mematikan lampu dan bersiap tidur.
~ Author PoV ~
Sudah seminggu terlewati dan semua masih berjalan lancar. Pagi ini, Eli minta dibangunkan karena dia akan rekaman di studio. Eunhye memasakkan sarapan dan menyediakan susu untuk Eli. ‘semua sudah siap dan sepurna’ pikir Eunhye dalam hati. Eunhye lalu membangunkan Eli perlahan. “Eli, bangun. Katanya mau dibangunin jam 7 ?” eunhye menggoncang tubuh eli perlahan. “ne aku bangun” elipun bangun dan ngulet. Merekapun sarapan bersama.
‘deerrtt’ hape Eunhye bergetar saat dia lagi menulis skrip untuk acaranya besok. ‘bukakan aku pintu. Aku lupa membawa kunci’ satu sms dari Eli masuk ke hpnya dan ia segera membukakan pintu untuk Eli. “gomawo” ujar Eli sambil nyengir. “kenapa bisa lupa bawa kunci sih ?” Eunhye ngomel. “entahlah. Bangun terlalu pagi salah satunya” ujar Eli seraya merebahkan dirinya kekasur. “selamat malam” ujar Eli menyudahi dan tertidur pulas.
Pukul 12 malam Eunhye masih berkutat dengan laptopnya. Tiba tiba lampu di kamar menyala. Eunhye pun melongok kesebelah. Ternyata Eli yang sedang ngido sambil menutup matanya. Eunhye pun terkekeh kecil melihat kelakuan Eli dan menlanjutkan menulis skrip yang dia buat.
~ Eunhye PoV ~
Hari sabtu ini dia ada di apartemen. Aku melihat dia serius membuat mainan gundam. Saat dia merakit mainan itu, pasti semua terabaikan. Termasuk aku. “hey kamu kok nyuekin aku sih ?” aku memasang mukaku segalak yang aku bisa. Dia tetap gak ngerespon aku. Akupun menghamburkan kerangka gundamnya itu yang belum terpotong potong. Dia hanya menggeleng gelengkan kelapa pelan.
aku masih ngambek sama Eli. Udah 1 jam aku dicuekin. Aku terus menyibukan diri dengan laptopku. “mianhaeyo” Eli duduk disebelahku. “gwenchana” aku menjawab sekenannya. “temani aku dong. Aku mau membeli hadiah untuk adikku” aku berfikir sebentar. “baiklah” aku langsung menyetujuinya karena aku merasa bosan didepan laptop terus.
“kamu mau beli apaan buat kado adekmu itu ?” aku bertanya karena sudah lebih dari 1 jam kita berputar putar di lokasi yang sama. “entahlah. Aku gak tau apa mau adekku itu” dia mengangkat bahu. “aku sepertinya tau” aku menarik tangannya ke salah satu estalase. “kasih saja dia iPad” aku menunjuk nunjuk iPad. Aku khawatir apa dia akan setuju sama ideku. Ternyata dia setuju. Dia membayar iPad untuk adiknya itu. “kajja ~” aku menggandeng tangannya. Kami melewati toko perhiasan. “sini deh. Yeppo ~” aku melihat sepasang cincin itu. Eli hanya melengos sambil tersenyum.
“karena ini masih siang dan cuacanya cerah, gimana kalo jalan jalan dulu aja ?” Eli menawariku berjalan jalan. “hmm baiklah” dia memelukku mesra. Kita jalan jalan sepanjang taman dekat sungai. Lalu kai duduk di café sambil menikmati ice cream dan cheese cake. “suapin aku ice cream” dia mengeluarkan jurus puppy eyesnya atau boleh kita bilang pigeon eyes. “anio ~ bagi dulu cheese cakenya” aku menyingkirkan ice cream ku. “aaa ~” aku menerima 1 suapan cheese cake dari eli. “mana punyaku ?” aku menyuapinya ice cream. “enak” ujarnya sambil mengacungkan kedua jempolnya itu.
Hari semakin malam. Kami memutuskan untuk pulang. Tapi tidak langsung ke apartemen. Kami bermain dulu di taman apartemen kami. Ada beberapa anak yang main disitu. Aku bermain balon dan duduk di ayunan. Sedangkan Eli mendorong ayunanku dari belakang. Kamu bersenda gurau hingga larut malam. “chagi ~ ayo dah kita naik aja” aku menarik tangan Eli pelan. “kedinginan ya ? sini mendekatlah” Eli merapatkan tubuhnya dan memelukku. “gimana bisa jalan kalo kayak gini” aku ngomel tanpa melepaskan pelukannya. “biaklah ayo kita naik ke atas” eli melepaskan pelukannya.
~ author PoV ~
Semua berlalu 3 bulan dan Eli pun merasa kalo Eunhye terlalu kekanak kanakan untuknya. Eli pun tau kalau dia sangat mencintai Eun Hye. Tapi perasaannya itu yang membuat dia agak sedikit berubah. Eli dan Eunhye sedang baca koran di ruang makan. Eli meminum Teh dingin dan Eun hye meminum susu kedelai kesukaan Eli. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. “kamu mau ?” Eunhye menawarkan susu kedelainya. “gomawo. Aku lagi minum teh dingin” ujar Eli dan melengos pergi.
“hari ini kamu pulang jam berapa ?” tanya Eunhye di telpon. “entahlah. Tunggu saja ya. Maaf aku sedang sibuk” ujar Eli. Sebelum Eunhye sempat ngomong, telpon sudah dimatikan. Eunhye merasa agak tercampakkan. Tapi yasudahlah Eunhye mulai memasak untuk makan malamnya dia dan Eli.
Tidak lama kemudian hidangannya pun siap. Eunhye terus menunggu Eli. 10 menit, 20 menit. Eunhye melihat jam dihapenya. Ingin menelpon Eli tapi dia tau Eli sibuk. 1 jam berlalu dan hidangannya sekarang mulai dingin. Eunhye tetap menunggu pulangnya Eli. Dari bawah, eli memperhatikan kamar apartemennya dan melirik jam. 1 jam 10 menit Eunhye sudah ngantuk dan meninggalkan makanan tersebut gitu aja. Eli yang melihat lampu kamarnya sudah matipun segera pergi. Terbesit rasa bersalah di hatinya.
~ Eli PoV ~
‘mianhae aku membuatmu jadi seperti ini’ aku melamun di taman dekat sungai yang dulu dia sering datangi bersama Eunhye. ‘aku hanya butuh waktu sendiri’ aku langsung pergi dari taman itu dan langsung menuju ke rumah Kevin. Aku mengetok pintu rumah Kevin dan tak lama kemudian kevin keluar. “hyung waeyo ?” aku langsung menuju ke kamarnya dan tidur. “kenapa hyung aneh ya hari ini” gumam Kevin pelan.
“hyung bangun udah siang. Ayo kita latihan buat hari senen” Kevin membangunkan Eli yang masih tertidur pulas. “ah ne” aku ngucek ngucek mata dan segera mandi dan sarapan. Aku melihat hapeku dan ada pesan dari Eunhye ‘apa kamu semalam tidak pulang ?’ aku mengabaikannya. “hyung waeyo ?” aku menggelengkan kepalaku. “kajja” aku menyetir mobilku dan kevin.
Aku mulai serius latihan bandku. Aku sedang berlatih kemampuan rap ku. Tiba tiba kevin berteriak “HYUNG !! AWAAAAS” gak sempet aku menoleh, stik drum menghantam kepalaku. Semua menjadi buram dan aku tak sadarkan diri. “ottokhe ?” Kevin panik.
~ author PoV ~
Eli pingsan setelah terkena lemparan stik drum DongHo. DongHo dan Kevin pun panik melihat Eli yang pingsan itu. DongHo mengibas ngibaskan tangannya diatas muka Eli. Dan setelah beberapa menit kemudian Eli sadar.
~ EunHye PoV ~
‘aku harus pindah dari sini’ pikirku. Aku menelpon dara unnie. “yeoboseo” ujar suara disebrang sana. “unnie, ini Eunhye. Aku akan tinggal dirumahmu untuk sementara ya” ujarku. “ne. it must be great. Perlu aku jemput ?” dara unnie menawarkan bantuan. “anio. Tidak perlu repot repot unnie. Sampai jumpa nanti malam” klik, aku menutup telponnya.
Aku ngepack barang barangku kedalam kardus. Aku sudah terlebih dahulu memasukan baju bajuku ke dalam koper. Saat beres beres buku, tak sengaja aku melihat mainan gundam yang dia bikin waktu itu. Air mataku menetes. “karena kamu seorang pria, kamu tidak bisa memahamiku. Aku mengerti mungkin kamu ingin bebas. Tapi tolong jangan berubah sedikitpun. Dan aku, aku akan selalu mencintaimu karena kamu adalah lelakiku. Dan cintaku gak akan berubah” aku memandang mainan itu dan membuangnya kelantai. Aku kembali merapihkan buku buku yang tersisa di lemari. “aku masih ingin disini untuk sementara” pikirku.
~ Eli PoV ~
Aku kembali sadar. Tapi semua burem dan kepalaku terasa berat. Aku melihat senyuman Eunhye saat dia menabrakku dengan pintu. Aku tersenyum kecil. Aku melihat DongHo dan Kevin yang bingung. “DongHo, Kevin aku ijin ya” aku segera berlari menuju parkiran dan ngebut.
Aku berlari di koridor. Aku membuka pintu. Dan melihat Eunhye yang akan pergi dengan menenteng koper. Aku berlari kearahnya yang sedang bengong itu. Aku memeluknya erat dan berbisik “mianhaeyo” aku mengusap airmatanya “saranghaeyo” aku mencium keningnya lembut. “karena kamu adalah pria, kamu tidak bisa memahamiku” Eunhye terisak. “jangan pergi. Aku sangat mencintaimu. Maafkan aku yang mencampakkan mu” aku melepaskan pelukanku dan memberi cincin yang waktu itu dia inginkan. “karena aku tidak bisa memahamimu. Karena kamu berbeda denganku. Karena kamu mencintaiku” aku menguraikan berbagai kata. “cobalah untuk memahamiku” Eunhye pun memelukku. “aku janji akan lebih mencoba memahamimu”
- THE END -
by : Lee Min Ra